Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Klasifikasi Gempa Bumi

Kejadian bencana alam tidak dapat dicegah dan ditentukan kapan dan dimana lokasinya, akan tetapi pencegahan jatuhnya korban akibat bencana ini dapat dilakukan bila terdapat cukup pengetahuan mengenai sifat-sifat bencana tersebut.
Klasifikasi gempa, antara lain:

Berdasarkan penyebabnya :
- Gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lapisan batuan pada daerah patahan.
- Gempa vulkanik,yaitu gempa yang diakibatkan oleh aktivitas vulkanisme.
- Gempa guguran (gempa runtuhan), yaitu disebabkan oleh runtuhnya bagian gua.
- Gempa tumbukan, yaitu gempa yang disebabkan oleh meteor besar yang jatuh ke bumi.

Berdasarkan bentuk episentrum :
- Gempa sentral, yaitu gempa yang episentrumnya titik
- Gempa linier, yaitu gempa yang episentrumnya garis.

Berdasarkan kedalaman hiposentrum
- Gempa dalam, yaitu lebih dari 300 km
- Gempa menengah, yaitu antara 100-300 km
- Gempa dangkal, yaitu kurang dari 100 km

Berdasarkan jarak episentrum
- Gempa lokal, yaitu episentrumnya kurang dari 10000 km.
- Gempa jauh, yaitu episentrumnya sekitar 10000 km.
- Gempa sangat jauh, yaitu episentrumnya lebih dari 10000 km.

Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan ketebalan. Oleh karena itu, seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan untuk menentukan kedalaman dan ketebalan. Kedalaman sendiri sebebarnya adalah lokasi sebuah titik, yang diukur secara vertikal terhadap ketinggian titik acuan. Dalam ilmu Geofisika misalnya. Dikenal klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman. Menurut Fowler, 1990, klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman fokus adalah :

1.Gempa dangkal : kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km

2.Gempa sedang : kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km

3.Gempa dalam : kedalaman fokus gempa lebih dari 300 km (kadang-kadang lebih dari 450 km)
Seperti halnya kedalaman, kemampuan untuk menentukan ketebalan juga sangat diperlukan dalam ilmu kebumian. Dengan mengetahui cara menghitung ketebalan, ahli kebumian bisa menyelidiki ketebalan lapisan-lapisan penyusun bumi sehingga kita bisa mengetahui bahwa ketebalan kerak bumi mencapai 100 km, ketebalan matel adalah sekitar 2900 km, liquid outer core sekitar 2200 km, dan solid inner core sekitar 1250 km.

Analisis geometri akifer (aquifer : lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang ekonomis. Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan.) juga melibatkan analisis kedalaman dan ketebalan.

Selain klasifikasi gempa di atas dikenal juga gempa laut, yaitu gempa yang episentrumnya terdapat di bawah permukan laut. Gempa ini menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang dahsyat, disebut tsunami. Seismograf adalah alat pencatat gempa, sedang seismogram adalah rekaman atau hasil catatan seismograf.

Posting Komentar untuk "Klasifikasi Gempa Bumi"